Sekolah Minggu GMI Imanuel, pada 2-6 April 2008 lalu mengadakan training untuk guru-guru sekolah minggu maupun jemaat awam yang terbeban dalam pelayanan anak. Tidak tanggung-tanggung, Pengurus SM mengusung satu tim dari Kuala Lumpur. Team of Sunday School Teachers – Kuala Lumpur Wesley Church. Bisa dibilang mereka cukup sukses dalam menerapkan metode mangajar anak SM yang efektif dan kreatif.
Seperti kita ketahui, jaman sekarang, khususnya di kota-kota besar, anak-anak semakin peka terhadap yang namanya kreatifitas dan aktifitas. Tidak heran banyak anak-anak yang hafal lagu-lagu orang dewasa, lebih seru nonton Naruto, lebih serius baca Harry Potter dan bahkan lebih asik ngobrol lewat SMS.
Jadi, sudah tidak jamannya lagi ngajar anak SM dengan gaya cerita yang mendayu-dayu. Alih-alih mengerti, yang ada malah bisa menina-bobokan mereka. Tim dari Kuala Lumpur sengaja didatangkan karena mereka cukup berhasil mempertahankan dan bahkan meningkatkan kuantitas dan kualitas anak-anak SM mereka.
Selama 3 hari, banyak yang mereka share-kan kepada peserta dan juga tentunya dengan praktek-praktek langsung cara mengajar yang “lebih menyenangkan” bagi anak-anak. Praktisnya, guru-guru SM jaman sekarang semestinya lebih berani tampil dan lebih ekspresif dalam mengajar. Tidak hanya mulut yang bergerak (bercerita), tapi kalo perlu seluruh anggota badan ikut bercerita. Beberapa metode pengajaran yang mereka sampaikan antara lain : drama, puppetry, miming, clowning, gospel magic, balloon sculpturing, praise & worship, games, intensive & fun.
Makanya… ayo guru-guru SM… harus lebih dasyhat dari “jurus” Naruto, lebih ampuh dari “magic” Harry Potter dan lebih “show-off” dari reality show di TV.